Sonntag, 19. Juni 2016

Deadline day

Hari ini datang juga..
Setelah 1 minggu yang menurutku lumayaaaan membuat hati dan pikiran berkecamuk keras saling menentang satu sama lain.. 1 minggu batas waktu untuk menyanggupi atau menolak.. 1 minggu yang tiap harinya kuisi dengan banyak pertanyaan pada Robbku, 1 minggu yang kupenuhi kertas itu dengan daftar maslahat dan mudhoratnya, 1 minggu yang di siang harinya hatiku mengiyakan dan di malamnya hatiku mengingkari..

Dan akhirnya hari ini datang juga..
Kuawali dengan Bismillaah, dengan nama Tuhanku Yang Maha Sempurna..
Semoga Engkau tetapkan hati ini diatas Syariat-Mu, semoga Engkau ikhlaskan hati ini, ikhlas dengan sebaik-baik ikhlas.. bahwa sudah fitrahku mengutamakan keluarga di atas segalanya.. bahwa sebaik-baik jalanku menuju Syurga-Mu adalah tetap berjihad di rumah suamiku... insyaa Allah :')

-Berlin, bumi Allah, 14 Romadhon 1437H-

Freitag, 10. Juni 2016

Sebaik-baik perempuan

Bismillaah..

Yaa Allah..

Jadikanlah aku seperti mereka 4 perempuan yang menggetarkan Syurga-Mu..

Aku ingin seperti Khadijah, yang selalu menjaga lisannya, yang besifat penyayang, yang dapat memberi ketenangan pada suaminya, yang memiliki akhlak mulia dan hati yang bersih..

Aku ingin seperti Maryam, yang selalu ikhlas dan sabar dalam menghadapi setiap cobaan, yang selalu menjaga kehormatannya, yang selalu taat beribadah kepada-Mu..

Aku ingin seperti Asiyah, yang selalu teguh memegang keimanan, selalu beriman kepada-Mu, yang memiliki sifat wafa' (setia) yang luar biasa..

Aku ingin seperti Fatimah, anak yang sangat shalihah dan selalu berbakti kepada orangtuanya, yang memiliki sifat murah hati dan dermawan, yang selalu istiqomah dalam kebenarannya..

Aamiiin... Aamiin Allaahumma aamiiin...

"Sebaik-baiknya perempuan di semesta alam ada empat, yaitu Asiyah istri Fir'aun, Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, dan Fatimah binti Muhammad" (HR. Bukhari dan Tirmidzi).

-Berlin, bumi Allah, 5  Romadhon 1437H-

Mittwoch, 1. Juni 2016

Bagaimana kabar dakwahmu hari ini?

Bismillaah...

"Bagaimana kabar dakwahmu hari ini, saudariku?".
Jleb. iya, jleb. Satu kalimat yang dulu sering kali saling kami tanyakan tiap kali bertegur sapa. Dulu, setiap si sahabatku bertanya ini, aku bisa dengan mudah menceritakan banyak hal.
Semisal,
"Aku udah 5 tahun gak nyentuh gitar loh, al",
"Foto2 kita yang tadinya di dinding2 itu sekarang udah rapi di album foto dong",
"Bikin puisi2 cinta? ngafalin lirik lagu yg sendu2? ahh bukan devy lagi, al"
atau sekedar dengan lapang bisa bilang, "Hafalan suratku nambah, al".

Tapi sekarang? ......
Aku memilih untuk balik bertanya, sambil memikirkan apa yang layak kuceritakan saat ini.
"Kalau kamu gimana al? gimana kabar dakwahmu hari ini?".
Jawabannya masyaa Allah... terlampau jauh, berkembang pesat, hingga gak terbayang lagi seberapa jauh sahabatku ini meninggalkanku di jalan dakwah kami masing2..

Ahh diriku...
Di satu sisi, senang sekali rasanya melihat orang2, teman2, dan sahabat2ku berubah menjadi jauh lebih baik, menjadi insan yang senantiasa memperbaiki diri mereka di jalan dan pilihan hidup mereka masing2..
Di sisi lain, aku merasa hanya pemerhati, bukan yang senantiasa mengajak ataupun bisa menasihati.. iya, hanya pemerhati sambil mendoakan dalam hati..
iya, aku paham itu selemah2nya iman..

Ahh diriku....
Lihat dia, dulunya seorang gadis kecil yang rapuh, labil, kesepian di tengah pencarian jati dirinya. Kini, Allah takdirkan jadi inspirasi banyak orang, yang senantiasa mengajak pada kebaikan, menasihati, yang terus belajar dan belajar.. Alhamdulillaah...
Atau dia, dulunya seorang gadis kecil yang gaul, supel, mudah bergaul dengan banyak orang. Kini, Allah anugerahkan rasa malu, rasa takut, hingga hijabnya menjadi benar2 hijab (pembatas) bagi dirinya dengan yang tidak halal baginya, yang senantiasa menjaga hati, hingga takut sekali memandang dan dipandang. Alhamdulillaah...

Ahh diriku...
Akankah terus hanya diam di tempat? sedang mereka dan seisi bumi berputar, terus hijrah ke tempat yang lebih baik??

-Berlin, Bumi Allah, di penghujung bulan Sya'ban 1437H-