Samstag, 26. März 2016

Alfathan

Bismillaah...

Laa hawla wa laa quwwata illaabillaah..
Tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah..

Alhamdulillaah..
Telah lahir anak kedua kami pada tanggal 15 Rabiul Akhir 1437H (Senin, 25 Januari 2016) pada pukul 20:42 waktu Berlin.

Prosesnya normal dengan perjuangan yang masyaa Allaah panjang. Singkat cerita, di akhir minggu 38 si bayi dalam perut "dipaksa" keluar oleh dokter dengan pertimbangan air ketuban saya yg banyak dan bobot bayi yg besar, hingga khawatir akan kesulitan untuk melahirkan normal jika ditunggu hingga minggu 40. Saya sudah masuk di RS (Rumah Sakit) dari hari Jum`at. Setelah diinduksi (dengan minum pil 3x sehari) selama 3 hari, ternyata si bayi belum mau keluar juga.
Dari yang awalnya saya deg2an, harap2 cemas, hingga akhirnya bosan dan kesepian (duuh kesian bener :p). Di RS saya dirawat bukan di ruang inap, melainkan di ruang bersalin agar memudahkan penanganan jika kontraksi yg diharapkan tiba2 muncul. Di ruang bersalin ini juga, saya hanya bisa ditemani suami. Tanpa si anak bujang yg terpaksa dititipkan ke teman, tanpa mama papa yang baru saja tiba di hari minggu nya, dan tanpa sahabat2 saya yg rajin sekali menanyakan kabar via chat.

Maha Baik Allah, satu2nya Dzat yang Maha Penolong..
Setelah melewati proses Amniotomi (pemecahan selaput ketuban), induksi dan kontraksi selama 6,5 jam, lahirlah anak kedua saya dan suami dalam keadaan sehat (BB 3,6kg ; PB 52cm).

Wajahnya mirip si abang, Alfatih. Matanya agak lebih kecil, namun dengan sorot mata yg lebih tajam. Namanya Alfathan Abdullah, kami memanggilnya Fathan, yang asalnya dari bahasa Arab Al-Fathan (kemenangan) dan  Abdullah (Hamba Allah). Hingga dari nama ini kami kedua orangtuanya berharap agar kelak dia menjadi sebaik2 hamba Allah yang akan meraih kemenangan sementara di dunia hingga kemenangan yg kekal di akhirat nanti. Aamiin Allaahumma aamiin...

Yaa Allaah yaa Robbi..
Kami sadar betul, nikmat harta dan anak adalah perhiasan dunia bagi tiap hamba-Mu di muka bumi..
Kami sadar betul, nikmat harta dan anak juga sekaligus fitnah (ujian dan cobaan) bagi tiap hamba-Mu di muka bumi..
Juga kami sadar betul, Engkau satu2nya Dzat tempat kami berlindung dari keburukan keduanya...


"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yg kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi harapan" (Al-Kahfi:46).

"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yg besar." (At-Taghabun:15).