Dienstag, 8. September 2015

19 minggu kehamilan

Alhamdulillaah...
Hampir separuh waktu kehamilan sudah berlalu. Setelah di 3 bulan pertama full diisi dengan morning sickness (yg Subhaanallaah datangnya hampir di setiap waktu), pusing, hilang nafsu makan, gak tahan dengan bau nasi, ayam, dan masakan2 berbau tajam lainnya, akhirnya berhasil saya (dan calon baby) lewati dengan baik.

Hari ini saya dan suami diketemukan lagi dgn calon baby yg usianya 19 minggu. Maha Baik Allah Jalla Jalaluhu..
Bayi kami sehat, sangat sangaat aktif (dokternya bilang mesti "kejer2an" supaya bisa mengukur kepala, perut, tulang punggung, organ dalam, kaki dan jenis kelaminnya). Setelah lebih dari setengah jam dokternya sibuk dengan segala macam ukur-mengukur, akhirnya dokter beralih ke jenis kelamin, daaannn saya juga suami yg orang awam pun bisa sangat jelas melihat hasil usg 2D nya. Insyaa Allah bayi kami laki-laki (lagi), hihii..

Dari awal kami memang gak mengharapkan jenis kelamin tertentu untuk anak kedua kami. Kali ini 100% terserah takdir Allah Swt. Agak berbeda dengan anak pertama kami, penuh ikhtiar dan doa agar mendapatkan anak pertama laki-laki. Alhamdulillaah Allah kabulkan. Kalau suami mungkin wajar maunya anak laki-laki (setau saya kebanyakan suami memang mengharapkan anak laki-laki), tapi saya sendiri memang ada ketakutan kecil di hati jika ternyata dikaruniai Allah anak perempuan. Astaghfirullaah, semoga Allah ampuni. Entah kenapa, padahal ilmu-Nya udah nyampe ke saya, tentang betapa berkahnya mendidik anak perempuan hingga dewasa dan shalihah, menjadi pemisah orangtuanya dari siksa neraka. Saya bukannya gak berharap punya anak perempuan -malah sebenarnya kami udah ketemu nama untuk anak perempuan-, karena tetap aja kalo besar nanti anak perempuan yg bakal "sweet" dengan orangtuanya, kan? Hihii.. Saya cuma takut dikiitt, kalau2 nanti "gagal" mendidik anak perempuan jadi wanita shalihah. Tapi saya yakin kok, Allah Azza wa Jalla adalah sebaik-baik pelindung dan pemberi Hidayah.

Juga mungkin karena saya merasa kelak anak2 saya akan hidup di penghujung zaman, yg semakin banyak kerusakan dan fitnah yg menyambar di setiap detik nafas mereka, dan wanita ditakdirkan Allah sbg fitnah pertama yg menimpa kaum Bani Israil.

Kembali ke calon anak kedua kami. Fatih, si kakak, sekarang udah mulai ngerti setiap dibilangin kalo di perut mamanya ada baby. Minimal sehari sekali dia ngelus2 perut saya kemudian dicium. Setiap ditanya Fatih mau ein Bruder (adik laki-laki) atau eine Schwester (adik perempuan), jawabnya selalu ein Bruder. Entah gimana caranya dia bisa bedain Bruder sama Schwester (feeling saya sih dia asal milih aja, hahaa). Mudah2an nanti pas si adik udah lahir, Fatih bisa sayang bgt kyk sekarang yah nak. Gak perlu jealous, jangan iseng, belajar mengalah dan bisa bantuin mama ngejagain adik ya (berharap Fatih udah bisa baca, hahaa).
Semoga Allah takdirkan saya dan suami saya jadi orangtua terbaik bagi anak2 kami.. Aamiin Allaahumma aamiin..

-Masih di Berlin, bumi Allah, di awal musim gugur yg menyejukkan-