Montag, 6. Mai 2019

...and it will happen again :“

My love,
Please tell me..
How
do
I
live
without
you
by
my
side?
đź’”

Donnerstag, 8. März 2018

Kemarin....

Bismillaah..

Kemarin rasanya jadi hari paling sendu sedunia. Dari pagi di Berlin hujan rintik2, awan berbaris mendung, langit pun warnanya kelabu yg pas banget dengan suasana hati ini..
Kemarin akhirnya datang juga.. walaupun udah nyiapin hati sejak 5 bulan lalu untuk sebuah perpisahan dengan sahabat sekaligus saudari yg amat kucintai dengan hati..
tapi nyatanya tetap aja berat banget nerimanya..
Kemarin untuk pertama kalinya aku gak berani menatap matanya, untuk memeluk erat seperti biasanya, atau untuk sekedar bilang: "baik2 yah wi disana, sampai ketemu lagi"

Dada ini terlalu sesak, air mata yg berusaha kubendung sejak semalam terlalu sulit untuk ditahan lagi.
Have you ever been so sad that it physically hurts inside?
Kemarin rasanya seperti itu..

I never knew that my heart could be so broken like this before :'(

dan sampai saat ini pun, rasanya masih sama..
Berbeda dengan perpisahan2 sebelumnya, entah kenapa kali ini rasanya kayak kita gak akan pernah bisa ketemu lagi.. i'm totally broken.....

Disaat seperti ini, Maha Baik Allah yang selalu mengingatkan si rapuh ini untuk istighfar, mohon ampun pada Sang Pemilik Hati.. juga tendangan2 si baby di perut yg makin kencang setiap mamanya sesengukan berlebihan, seolah mengingatkan.. please don't be so sad mom, i'm always here with you ❤️

Dear my wichan,
baik2 disana yaah..
gak boleh sedih2, gak boleh jauh dari Allah, jauh dari keluarga dan lingkungan yang baik..
Maafin aku gak bisa selalu nemenin, selalu nolongin,
tapi dwi tau kan.. dwi selalu disini *nunjuk ke hati :)
You really mean a lot to me, inni uhibbuki fillah, always ❤️ 




Donnerstag, 20. Juli 2017

Wahai hati, untuk apa sedihmu..
Sedang kau tau, hanya dzikir penawarnya..

Sonntag, 1. Januar 2017

Sabar

Sabar.
Satu kata yg belajarnya terus-terusan, harus dijalaninya sepanjang hidup.

Sampai sekarang, belajar bersabar ini susaaahhnya banget banget buat seorang devy :'(
Setiap liat kemungkaran pengen cepet2 dilurusin,
Setiap liat kesalahan orang pengen cepet2 dibenerin,
Padahal siapa siihh diri ini?
Kalau Allah berkehendak, maka terjadilah..
Kalau Allah gak berkehendak, maka mustahil terjadi kan?

Pada akhirnya, ketika kemungkaran dan kesalahan itu Allah takdirkan tetap disana..
Diri ini hanya mampu mengingkari dalam hati, menjauh, lantas mendoakan kebaikannya...

Tapi yang namanya manusia tuhh..
Tetap aja susahh banget yah nyembunyiin rasa kecewanya,
nyembuhin sakit hatinya,
terus balik senyum lagi seolah gak ada apa2.. susah yah :'(

Huhu, semoga Allah ampuni diri ini..



Donnerstag, 10. November 2016

Masih di Berlin :)

Bismillaah..
Malam ini tetiba kangeeeenn banget nulis blog. Baru sadar tulisan terakhir tuh udah 5 bulan yang lalu. Kalau diingat-ingat lagi, 5 bulan ini takdir Allah untuk diri ini warna-warni sekali..

Alhamdulillaah..
Tetiba diberi rejeki bisa liburan ke Indonesia ketemu keluarga, tetiba diberi kesempatan mulai usaha kecil2an yg bisa dikontrol dari rumah, tetiba diberi banyak kemudahan dan kelapangan di segala penjuru.. Alhamdulillaahillaadzi bini'matihi taatimussholihaat :)

Alhamdulillaah..
Di akhir bulan September lalu, Allah takdirkan perpisahan sementara dengan si sahabat kesayangan. Mungkin karena udah terbiasa dengan kehadirannya, jadi tiap ingat ternyata sekarang kita berdua gak di kota yg sama aja masih suka bikin mellow.. kalau dulu tiap ngerasa gimana2 bisa langsung nyamperin buat sekedar cerita atau "merengek" x)
sekarang jadi extra belajar sabar dan ikhlas, buat tanya kabar lewat chat/vidcall aja..
Baarokallaahu fiik yaa Ukh disana... Sehat2, seneng2, dan mudah2an semua ikhtiar nya diberkahi & dimudahkan.. (yakin bgtt si dia baca, hihi mudah2an)

Alhamdulillaah..
Di awal bulan lalu juga Allah takdirkan ukhuwah yg sempat terputus mulai membaik lagi. Seorang yg bolak-balik masuk mimpi, yg setiap ingat wajahnya bikin sedih, setiap ingat kebaikannya bikin senyum, setiap ingat kekurangannya bikin nangis dan berkaca, bahwa diri ini jg sebenarnya sama, penuh dosa & kesalahan,, lantas apa hak ku menghakimi? padahal memaafkan dan mendoakan kebaikannya adalah tuntunan Rasulku dan cermin taqwa pada Robbku..
Alhamdulillaah 'ala kulli haal :)

Alhamdulillaah..
Akhir2 ini diberi kesempatan untuk banyak merenung, melihat dan peduli dengan sekitarku.. ada teman yg begitu kuat & ikhlas setelah kehilangan, ada teman yg tawakkal dan ikhtiar nya masyaa Allah dengan banyaknya ujian, serta ada teman yg senantiasa bersyukur dengan yg sedikit. Sungguh lisan dan hati ini tak pernah bosan mendoakan, semoga Allah memberkahi dan melimpahkan banyak kebaikan atas kalian.. Aamiin Allaahumma aamiin..

Alhamdulillaah..
Sekarang disini lagi musim gugur, tapi berasanya udah musim dingin..
Langit berlin yg cerah dan selalu bikin jatuh hati udah diganti dengan langit warna kelabu, kabut, hujan dan kadang berangin dgn suhu di bawah 2 derajat.. Masyaa Allah..
Bagaimanapun cuaca & kondisinya, disini juga Bumi Allah, dimana setiap benih kebaikan menunggu untuk ditabur, disebarkan serta dirawat dengan Taqwa dan Amal Shalih.. Insyaa Allah..

-Berlin, 10 safar 1438H-

Sonntag, 19. Juni 2016

Deadline day

Hari ini datang juga..
Setelah 1 minggu yang menurutku lumayaaaan membuat hati dan pikiran berkecamuk keras saling menentang satu sama lain.. 1 minggu batas waktu untuk menyanggupi atau menolak.. 1 minggu yang tiap harinya kuisi dengan banyak pertanyaan pada Robbku, 1 minggu yang kupenuhi kertas itu dengan daftar maslahat dan mudhoratnya, 1 minggu yang di siang harinya hatiku mengiyakan dan di malamnya hatiku mengingkari..

Dan akhirnya hari ini datang juga..
Kuawali dengan Bismillaah, dengan nama Tuhanku Yang Maha Sempurna..
Semoga Engkau tetapkan hati ini diatas Syariat-Mu, semoga Engkau ikhlaskan hati ini, ikhlas dengan sebaik-baik ikhlas.. bahwa sudah fitrahku mengutamakan keluarga di atas segalanya.. bahwa sebaik-baik jalanku menuju Syurga-Mu adalah tetap berjihad di rumah suamiku... insyaa Allah :')

-Berlin, bumi Allah, 14 Romadhon 1437H-

Freitag, 10. Juni 2016

Sebaik-baik perempuan

Bismillaah..

Yaa Allah..

Jadikanlah aku seperti mereka 4 perempuan yang menggetarkan Syurga-Mu..

Aku ingin seperti Khadijah, yang selalu menjaga lisannya, yang besifat penyayang, yang dapat memberi ketenangan pada suaminya, yang memiliki akhlak mulia dan hati yang bersih..

Aku ingin seperti Maryam, yang selalu ikhlas dan sabar dalam menghadapi setiap cobaan, yang selalu menjaga kehormatannya, yang selalu taat beribadah kepada-Mu..

Aku ingin seperti Asiyah, yang selalu teguh memegang keimanan, selalu beriman kepada-Mu, yang memiliki sifat wafa' (setia) yang luar biasa..

Aku ingin seperti Fatimah, anak yang sangat shalihah dan selalu berbakti kepada orangtuanya, yang memiliki sifat murah hati dan dermawan, yang selalu istiqomah dalam kebenarannya..

Aamiiin... Aamiin Allaahumma aamiiin...

"Sebaik-baiknya perempuan di semesta alam ada empat, yaitu Asiyah istri Fir'aun, Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, dan Fatimah binti Muhammad" (HR. Bukhari dan Tirmidzi).

-Berlin, bumi Allah, 5  Romadhon 1437H-

Mittwoch, 1. Juni 2016

Bagaimana kabar dakwahmu hari ini?

Bismillaah...

"Bagaimana kabar dakwahmu hari ini, saudariku?".
Jleb. iya, jleb. Satu kalimat yang dulu sering kali saling kami tanyakan tiap kali bertegur sapa. Dulu, setiap si sahabatku bertanya ini, aku bisa dengan mudah menceritakan banyak hal.
Semisal,
"Aku udah 5 tahun gak nyentuh gitar loh, al",
"Foto2 kita yang tadinya di dinding2 itu sekarang udah rapi di album foto dong",
"Bikin puisi2 cinta? ngafalin lirik lagu yg sendu2? ahh bukan devy lagi, al"
atau sekedar dengan lapang bisa bilang, "Hafalan suratku nambah, al".

Tapi sekarang? ......
Aku memilih untuk balik bertanya, sambil memikirkan apa yang layak kuceritakan saat ini.
"Kalau kamu gimana al? gimana kabar dakwahmu hari ini?".
Jawabannya masyaa Allah... terlampau jauh, berkembang pesat, hingga gak terbayang lagi seberapa jauh sahabatku ini meninggalkanku di jalan dakwah kami masing2..

Ahh diriku...
Di satu sisi, senang sekali rasanya melihat orang2, teman2, dan sahabat2ku berubah menjadi jauh lebih baik, menjadi insan yang senantiasa memperbaiki diri mereka di jalan dan pilihan hidup mereka masing2..
Di sisi lain, aku merasa hanya pemerhati, bukan yang senantiasa mengajak ataupun bisa menasihati.. iya, hanya pemerhati sambil mendoakan dalam hati..
iya, aku paham itu selemah2nya iman..

Ahh diriku....
Lihat dia, dulunya seorang gadis kecil yang rapuh, labil, kesepian di tengah pencarian jati dirinya. Kini, Allah takdirkan jadi inspirasi banyak orang, yang senantiasa mengajak pada kebaikan, menasihati, yang terus belajar dan belajar.. Alhamdulillaah...
Atau dia, dulunya seorang gadis kecil yang gaul, supel, mudah bergaul dengan banyak orang. Kini, Allah anugerahkan rasa malu, rasa takut, hingga hijabnya menjadi benar2 hijab (pembatas) bagi dirinya dengan yang tidak halal baginya, yang senantiasa menjaga hati, hingga takut sekali memandang dan dipandang. Alhamdulillaah...

Ahh diriku...
Akankah terus hanya diam di tempat? sedang mereka dan seisi bumi berputar, terus hijrah ke tempat yang lebih baik??

-Berlin, Bumi Allah, di penghujung bulan Sya'ban 1437H-

Mittwoch, 13. April 2016

Cita dan Cinta

Kalau ditanya orang tentang cita-cita.. dari kecil saya pengen banget jadi insinyur elektro. kenapa? simpel. karena papa saya juga insinyur elektro dan keren aja gitu namanya, hehe.. namanya juga anak kecil, simpel aja kan pikirannya. Seperti si abang Fatih anak tertua kami, ditanya "mau jadi apa nanti, nak?", jawabnya "spiderman". haha. Ditanya kenapa spiderman? jawabnya, "das ist cool, mama". Mendadak mama nya jadi pusing. hihi.

Setelah agak dewasa dan hijrah ke jerman, cita-cita saya udah mulai fokus. "Terjebak" di Studienkolleg (sekolah persiapan untuk calon mahasiswa asing) dengan bidang Teknik, akhirnya saya memutuskan melamar kuliah di jurusan T.Elektro dan Biotechnology. Qodarullaah takdir saya ada di T.Elektro HTW Berlin. Kemudian "terjebak" lagi kuliah disana sampai S2 dan kini setelah punya 2 anak saya masih aja ingin terus sekolah hingga Dr. bahkan Prof. Entah kenapa, saya hanya suka sekali sekolah. Padahal dengan tugas sebagai istri di rumah dan ibu dari 2 anak aja saya jujur udah kewalahan banget berasa gak bisa megang semuanya dengan baik. Di sudut2 rumah masih aja berantakan, masak yg suka ala kadarnya, baju2 anak dan suami yg suka lupa disterika dan seabrek ketidaksempurnaan lainnya. Huhu moga Allah ampuni.

Kesempatan pertama.
2 tahun lalu, saya sempat ditawarkan kuliah S3 sama Professor pembimbing thesis saya yg super baik hati sekali. Saat itu saya lumayan bimbang, mikir Fatih yg sejak umur 6 bulan udah harus dititipkan di day care karena saya harus ngerjain thesis, mikir keperluan si mas yg harus saya kerjain di rumah dengan baik, juga mikir kebutuhan saya yg ingin fokus belajar agama dan ibadah agar seimbang dunia dan akhiratnya. Karena balik lagi, hidup gak melulu hanya mengejar dunia, kan ya? saya sadar bangeeet itu, tapi tetep aja ya manusia memang tempatnya bimbang, gundah dan gelisah. Namun setelah membulatkan tekad dan meluruskan niat, akhirnya saya mengubur cita-cita itu demi cinta saya pada suami dan anak (hehe sok dramatis :p)

Kesempatan kedua.
Beberapa minggu lalu, senior yg pernah saya dan suami kenal di Berlin, udah jadi Prof. Dr. dan sedang membuka lowongan S3 di bidang yang sesuai dan saya taksir sejak kuliah S1 dulu, teknologi laser dan biomedis. Yaa Allaah, betapa Engkau Maha Pembolak-balik hati :')
Singkat cerita, saya kontak lah si abang senior ini, beliau merespon positif dan menyuruh saya segera mengirim aplikasi lamarannya. Daann bimbang itu datang lagi. Kali ini jauuh jauuhhh lebih besar, karena (lagi-lagi) cinta saya terhadap anak2, suami, dan diri saya sendiri yg sebenarnya ingin fokus belajar agama adalah yg jadi "penghalang" utamanya. Sampai saya nulis ini sekarang, saya masih belum nemu keyakinan hati tentang kebimbangan kali ini. Jadi kemarin saya kirim aja dulu aplikasinya, nanti ikutin interview nya dan lihat bagaimana dan kemana Allah Azza Wajalla membawa saya menuju takdir-Nya.

Yaa muqallibal qulub, thabbit qalbi 'ala dhinik. Wahai Tuhan yg Membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini di atas agama-Mu.

Yaa muqallibal qulub, thabbit qalbi 'ala'l haqq. Wahai Tuhan yg Membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini di atas kebenaran-Mu.

Yaa muqallibal qulub, thabbit qalbi 'ala ta'atik. Wahai Tuhan yg Membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini dengan taat kepada-Mu.

-Berlin, bumi Allah, di awal musim semi yg indah dengan bunga dan pohon2 yg bermekaran-

Samstag, 26. März 2016

Alfathan

Bismillaah...

Laa hawla wa laa quwwata illaabillaah..
Tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah..

Alhamdulillaah..
Telah lahir anak kedua kami pada tanggal 15 Rabiul Akhir 1437H (Senin, 25 Januari 2016) pada pukul 20:42 waktu Berlin.

Prosesnya normal dengan perjuangan yang masyaa Allaah panjang. Singkat cerita, di akhir minggu 38 si bayi dalam perut "dipaksa" keluar oleh dokter dengan pertimbangan air ketuban saya yg banyak dan bobot bayi yg besar, hingga khawatir akan kesulitan untuk melahirkan normal jika ditunggu hingga minggu 40. Saya sudah masuk di RS (Rumah Sakit) dari hari Jum`at. Setelah diinduksi (dengan minum pil 3x sehari) selama 3 hari, ternyata si bayi belum mau keluar juga.
Dari yang awalnya saya deg2an, harap2 cemas, hingga akhirnya bosan dan kesepian (duuh kesian bener :p). Di RS saya dirawat bukan di ruang inap, melainkan di ruang bersalin agar memudahkan penanganan jika kontraksi yg diharapkan tiba2 muncul. Di ruang bersalin ini juga, saya hanya bisa ditemani suami. Tanpa si anak bujang yg terpaksa dititipkan ke teman, tanpa mama papa yang baru saja tiba di hari minggu nya, dan tanpa sahabat2 saya yg rajin sekali menanyakan kabar via chat.

Maha Baik Allah, satu2nya Dzat yang Maha Penolong..
Setelah melewati proses Amniotomi (pemecahan selaput ketuban), induksi dan kontraksi selama 6,5 jam, lahirlah anak kedua saya dan suami dalam keadaan sehat (BB 3,6kg ; PB 52cm).

Wajahnya mirip si abang, Alfatih. Matanya agak lebih kecil, namun dengan sorot mata yg lebih tajam. Namanya Alfathan Abdullah, kami memanggilnya Fathan, yang asalnya dari bahasa Arab Al-Fathan (kemenangan) dan  Abdullah (Hamba Allah). Hingga dari nama ini kami kedua orangtuanya berharap agar kelak dia menjadi sebaik2 hamba Allah yang akan meraih kemenangan sementara di dunia hingga kemenangan yg kekal di akhirat nanti. Aamiin Allaahumma aamiin...

Yaa Allaah yaa Robbi..
Kami sadar betul, nikmat harta dan anak adalah perhiasan dunia bagi tiap hamba-Mu di muka bumi..
Kami sadar betul, nikmat harta dan anak juga sekaligus fitnah (ujian dan cobaan) bagi tiap hamba-Mu di muka bumi..
Juga kami sadar betul, Engkau satu2nya Dzat tempat kami berlindung dari keburukan keduanya...


"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yg kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi harapan" (Al-Kahfi:46).

"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yg besar." (At-Taghabun:15).